JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH SEKARANG TELAH BERADA BERKAH ALLAH TA'ALA BERSEMAYAM DALAM DADA, JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH DISINI KAMI BERMUNAJAH BERKAH NUR ROSULALLAH TERPANCAR DALAM WAJAH, JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH TERDIRI PARA REMAJA PEMUDA MENGHARAP RIDHO ALLAH TA'ALA ATAS DOSA-DOSA YANG ADA, YA ALLAH YANG MAHA AGUNG DISINI KAMI BERSIMPU SAMPAI USIAKU TAK MAMPU KARENA ALLAH TA'ALA YANG MAHA SATU

Cara Memilih Jalan

Kawan-kawan Abu Nawas merencanakan akan mengadakan perjalanan wisata

ke hutan. Tetapi tanpa keikutsertaan Abu Nawas perjalanan akan terasa

memenatkan dan membosankan. Sehingga mereka beramai-ramai pergi ke

rumah Abu Nawas untuk mengajaknya ikut serta. Abu Nawas tidak keberatan.

Mereka berangkat dengan mengendarai keledai masing-masing sambil

bercengkrama.

Tak terasa mereka telah menempuh hampir separo perjalanan. Kini mereka

tiba di pertigaan jalan yang jauh dari perumahan penduduk. Mereka berhenti

karena mereka ragu-ragu. Setahu mereka kedua jalan itu memang menuju ke

hutan tetapi hutan yang mereka tuju adalah hutan wisata. Bukan hutan yang

dihuni binatang-binatang buas yang justru akan membahayakan jiwa mereka.

Abu Nawas hanya bisa menyarankan untuk tidak meneruskan perjalanan karena

bila salah pilih maka mereka semua tak akan pernah bisa kembali. Bukankah

lebih bijaksana bila kita meninggalkan sesuatu yang meragukan? Tetapi salah

seorang dari mereka tiba-tiba berkata,

"Aku mempunyai dua orang sahabat yang tinggal dekat semak-semak sebelah

sana. Mereka adalah saudara kembar. Tak ada seorang pun yang bisa

membedakan keduanya karena rupa mereka begitu mirip. Yang satu selalu

berkata jujur sedangkan yang lainnya selalu berkata bohong. Dan mereka

adalah orang-orang aneh karena mereka hanya mau menjawab satu pertanyaan

saja."

"Apakah engkau mengenali salah satu dari mereka yang selalu berkata benar?"

tanya Abu Nawas.

"Tidak." jawab kawan Abu Nawas singkat.

"Baiklah kalau begitu kita beristirahat sejenak." usul Abu Nawas.




Abu Nawas makan daging dengan madu bersama kawan-kawannya.

Seusai makan mereka berangkat menuju ke rumah yang dihuni dua orang

kembar bersaudara. Setelah pintu dibuka, maka keluarlah salah seorang dari

dua orang kembar bersaudara itu.

"Maaf, aku sangat sibuk hari ini. Engkau hanya boleh mengajukan satu

pertanyaan saja. Tidak boleh lebih." katanya. Kemudian Abu Nawas

menghampiri orang itu dan berbisik. Orang itu pun juga menjawab dengan cara

berbisik pula kepada Abu Nawas. Abu Nawas mengucapkan terima kasih dan

segera mohon diri.

"Hutan yang kita tuju melewati jalan sebelah kanan." kata Abu Nawas mantap

kepada kawan-kawannya.

"Bagaimana kau bisa memutuskan harus menempuh jalan sebelah kanan?

Sedangkan kita tidak tahu apakah orang yang kita tanya itu orang yang selalu

berkata benar atau yang selalu berkata bohong?" tanya salah seorang dari

mereka.

"Karena orang yang kutanya menunjukkan jalan yang sebelah kiri." kata Abu

Nawas.

Karena masih belum mengerti juga, maka Abu Nawas menjelaskan. "Tadi aku

bertanya: Apa yang akan dikatakan saudaramu bila aku bertanya jalan yang

mana yang menuju hutan yang indah?" Bila jalan yang benar itu sebelah kanan

dan bila orang itu kebetulan yang selalu berkata benar maka ia akan

menjawab: Jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara Kembarnya akan

mengatakan jalan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berbohong. Bila

orang itu kebetulan yang selalu berkata bohong, maka ia akan menjawab: jalan

sebelah kiri, karena ia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah

kiri sebab saudara kembarnya selalu berkata benar

0 komentar: