JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH SEKARANG TELAH BERADA BERKAH ALLAH TA'ALA BERSEMAYAM DALAM DADA, JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH DISINI KAMI BERMUNAJAH BERKAH NUR ROSULALLAH TERPANCAR DALAM WAJAH, JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH TERDIRI PARA REMAJA PEMUDA MENGHARAP RIDHO ALLAH TA'ALA ATAS DOSA-DOSA YANG ADA, YA ALLAH YANG MAHA AGUNG DISINI KAMI BERSIMPU SAMPAI USIAKU TAK MAMPU KARENA ALLAH TA'ALA YANG MAHA SATU

Tetap Bisa Cari Solusi

Mimpi buruk yang dialami Baginda Raja Harun Al Rasyid tadi malam

menyebabkan Abu Nawas diusir dari negeri Baghdad. Abu Nawas tidak berdaya.

Bagaimana pun ia harus segera menyingkir meninggalkan negeri Baghdad hanya

karena mimpi. Masih jelas terngiang-ngiang kata-kata Baginda Raja di telinga

Abu Nawas.

"Tadi malam aku bermimpi bertemu dengan seorang laki-laki tua. la

mengenakan jubah putih. la berkata bahwa negerinya akan ditimpa bencana

bila orang yang bernama Abu Nawas masih tetap tinggal di negeri ini. la harus

diusir dari negeri ini sebab orang itu membawa kesialan. ia boleh kembali ke

negerinya dengan sarat tidak boleh dengan berjalan kaki, berlari, merangkak,

melompat-lompat dan menunggang keledai atau binatang tunggangan yang

lain."

Dengan bekal yang diperkirakan cukup Abu Nawas mulai meninggalkan rumah

dan istrinya. Istri Abu Nawas hanya bisa mengiringi kepergian suaminya dengan

deraian air mata.

Sudah dua hari penuh Abu Nawas mengendarai keledainya. Bekal yang

dibawanya mulai menipis. Abu Nawas tidak terlalu meresapi pengusiran dirinya

dengan kesedihan yang terlalu mendalam. Sebaliknya Abu Nawas merasa

bertambah yakin bahwa Tuhan Yang Maha Perkasa akan segera menotong

keluar dari kesulitan yang sedang melilit pikirannya. Bukankah tiada seorang

teman pun yang lebih baik daripada Allah SWT dalam saat-saat seperti itu?

Setelah beberapa hari Abu Nawas berada di negeri orang, ia mulai diserang rasa

rindu yang menyayat-nyayat hatinya yang paling dalam. Rasa rindu itu makin

lama makin menderu-deru seperti dinginnya jamharir. Sulit untuk dibendung.

Memang, tak ada jalan keluar yang lebih baik daripada berpikir. Tetapi dengan

akal apakah ia harus melepaskan diri? Begitu tanya Abu Nawas dalam hati.

Apakah aku akan meminta bantuan orang lain dengan cara menggendongku dari

negeri ini sampai ke istana Baginda? Tidak! Tidak akan ada seorang pun yang

sanggup melakukannya. Aku harus bisa menolong diriku sendiri tanpa

melibatkan orang lain.




Pada hari kesembilanbelas Abu Nawas menemukan cara lain yang tidak

termasuk larangan Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah segala sesuatunya

dipersiapkan, Abu Nawas berangkat menuju ke negerinya sendiri. Perasaan

rindu dan senang menggumpal menjadi satu. Kerinduan yang selama ini

melecut-lecut semakin menggila karena Abu Nawas tahu sudah semakin dekat

dengan kampung halaman.

Mengetahui Abu Nawas bisa pulang kembali, penduduk negeri gembira. Desasdesus

tentang kembalinya Abu Nawas segara menyebar secepat bau semerbak

bunga yang menyerbu hidung.

Kabar kepulangan Abu Nawas juga sampai ke telinga Baginda Harun Al Rasyid.

Baginda juga merasa gembi mendengar berita itu tetapi dengan alasan yang

sama sekali berbeda. Rakyat gembira melihat Abu Nawas pulang kembali,

karena mereka mencintainya. Sedangkan Baginda Raja gembira mendengar Abu

Nawas pulang kembali karena beliau merasa yakin kali ini pasti Abu Nawas

tidak akan bisa mengelak dari hukuman.

Namun Baginda amat kecewa dan merasa terpukul melihat cara Abu Nawas

pulang ke negerinya. Baginda sama sekali tidak pernah membayangkan kalau

Abu Nawas ternyata bergelayut di bawah perut keledai. Sehingga Abu Nawas

terlepas dari sangsi hukuman yang akan dijatuhkan karena memang tidak bisa

dikatakan teiah melanggar larangan Baginda Raja. Karena Abu Nawas tidak

mengendarai keledai.

0 komentar: