JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH SEKARANG TELAH BERADA BERKAH ALLAH TA'ALA BERSEMAYAM DALAM DADA, JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH DISINI KAMI BERMUNAJAH BERKAH NUR ROSULALLAH TERPANCAR DALAM WAJAH, JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH TERDIRI PARA REMAJA PEMUDA MENGHARAP RIDHO ALLAH TA'ALA ATAS DOSA-DOSA YANG ADA, YA ALLAH YANG MAHA AGUNG DISINI KAMI BERSIMPU SAMPAI USIAKU TAK MAMPU KARENA ALLAH TA'ALA YANG MAHA SATU

Peringatan Aneh

Suatu hari Abu Nawas dipanggil Baginda.

"Abu Nawas." kata Baginda Raja Harun Al Rasyid memulai pembicaraan.

"Daulat Paduka yang mulia." kata Abu Nawas penuh takzim.

"Aku harus berterus terang kepadamu bahwa kali ini engkau kupanggil bukan

untuk kupermainkan atau kuperangkap. Tetapi aku benar-benar memerlukan

bantuanmu." kata Baginda bersungguh-sungguh.

"Gerangan apakah yang bisa hamba lakukan untuk Paduka yang mulia?" tanya

Abu Nawas.

"Ketahuilah bahwa beberapa hari yang lalu aku mendapat kunjungan

kenegaraan dari negeri sahabat. Kebetulan rajanya beragama Yahudi. Raja itu

adalah sahabat karibku. Begitu dia berjumpa denganku dia langsung

mengucapkan salam secara Islam, yaitu Assalamualaikum (kesejahteraan buat

kalian semua) Aku tak menduga sama sekali. Tanpa pikir panjang aku

menjawab sesuai dengan yang diajarkan oleh agama kita, yaitu kalau mendapat

salam dari orang yang tidak beragama Islam hendaklah engkau jawab dengan

Wassamualaikum (Kecelakaan bagi kamu) Tentu saja dia merasa tersinggung.

Dia menanyakan mengapa aku tega membalas salamnya yang penuh doa

keselamatan dengan jawaban yang mengandung kecelakaan. Saat itu sungguh

aku tak bisa berkata apa-apa selain diam. Pertemuanku dengan dia selanjutnya

tidak berjalan dengan semestinya. Aku berusaha menjelaskan bahwa aku hanya

melaksanakan apa yang dianjurkan oleh ajaran agama Islam. Tetapi dia tidak

bisa menerima penjelasanku. Aku merasakan bahwa pandangannya terhadap

agama Islam tidak semakin baik, tetapi sebaliknya. Dan sebelum kami berpisah

dia berkata: Rupanya hubungan antara. kita mulai sekarang tidak semakin baik,

tetapi sebaliknya. Namun bila engkau mempunyai alasan laih yang bisa aku

terima, kita akan tetap bersahabat." kata Baginda menjelaskan dengan wajah

yang amat murung.

"Kalau hanya itu persoalannya, mungkin, hamba bisa memberikan alasan yang

dikehendaki rajaf sahabat Paduka itu yang mulia." kata Abu Nawas meyakinkan

Baginda.




Mendengar kesanggupan Abu Nawas, Baginda amat riang. Beliau berulang-ulang

menepuk pundak Abu Nawas. Wajah Baginda yang semula gundah gulana

seketika itu berubah cerah secerah matahari di pagi hari.

"Cepat katakan, wahai Abu Nawas. Jangan biarkan aku menunggu." kata

Baginda tak sabar.

"Baginda yang mulia, memang sepantasnyalah kalau raja Yahudi itu

menghaturkan ucapan salam keselamatan dan kesejahteraan kepada Baginda.

Karena ajaran Islam memang menuju keselamatan (dari siksa api neraka) dan

kesejahteraan (surga) Sedangkan Raja Yahudi itu tahu Baginda adalah orang

Islam. Bukankah Islam mengajarkan tauhid (yaitu tidak menyekutukan Allah

dengan yang lain, juga tidak menganggap Allah mempunyai anak. Ajaran tauhid

ini tidak dimiliki oleh agama-agama lain termasuk agama yang dianut Raja

Yahudi sahabat Paduka yang mulia. Ajaran agama Yahudi menganggap Uzair

adalah anak Allah seperti orang Nasrani beranggapan Isa anak Allah. Maha Suci

Allah dari segala sangkaan mereka.Tidak pantas Allah mempunyai anak.

Sedangkan orang Islam membalas salam dengan ucapan Wassamualaikum

(kecelakaan bagi kamu) bukan berarti kami mendoakan kamu agar celaka.

Tetapi semata-mata karena ketulusan dan kejujuran ajaran Islam yang masih

bersedia memperingatkan orang lain atas kecelakaan yang akan menimpa

mereka bila mereka tetap berpegang teguh pada keyakinan yang keliru itu,

yaitu tuduhan mereka bahwa Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak." Abu

Nawas menjelaskan.

Seketika itu kegundahan Baginda Raja Harun Al Rasyid sirna. Kali ini saking

gembiranya Baginda menawarkan Abu Nawas agar memilih sendiri hadiah apa

yang disukai. Abu Nawas tidak memilih apa-apa karena ia berkeyakinan bahwa

tak selayaknya ia menerima upah dari ilmu agama yang ia sampaikan.

0 komentar: