JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH SEKARANG TELAH BERADA BERKAH ALLAH TA'ALA BERSEMAYAM DALAM DADA, JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH DISINI KAMI BERMUNAJAH BERKAH NUR ROSULALLAH TERPANCAR DALAM WAJAH, JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH TERDIRI PARA REMAJA PEMUDA MENGHARAP RIDHO ALLAH TA'ALA ATAS DOSA-DOSA YANG ADA, YA ALLAH YANG MAHA AGUNG DISINI KAMI BERSIMPU SAMPAI USIAKU TAK MAMPU KARENA ALLAH TA'ALA YANG MAHA SATU

Menjebak Maling

Pada zaman dahulu orang berpikir dengan cara yang amat sederhana. Dan

karena kesederhanaan berpikir ini seorang pencuri yang telah berhasil

menggondol seratus keping lebih uang emas milik seorang saudagar kaya tidak

sudi menyerah.

Hakim telah berusaha keras dengan berbagai cara tetapi tidak berhasil

menemukan pencurinya. Karena merasa putus asa pemilik harta itu

mengumumkan kepada siapa saja yang telah mencuri harta miliknya merelakan

separo dari jumlah uang emas itu menjadi milik sang pencuri bila sang pencuri

bersedia mengembalikan. Tetapi pencuri itu malah tidak berani menampakkan

bayangannya.

Kini kasus itu semakin ruwet tanpa penyelesaian yang jelas. Maksud baik

saudagar kaya itu tidak mendapat-tanggapan yang sepantasnya dari sang

pencuri. Maka tidak bisa disalahkan bila saudagar itu mengadakan sayembara

yang berisi barang siapa berhasil menemukan pencuri uang emasnya, ia berhak

sepenuhnya memiliki harta yang dicuri.

Tidak sedikit orang yang mencoba tetapi semuanya kandas. Sehingga pencuri

itu bertambah merasa aman tentram karena ia yakin jati dirinya tak akan

terjangkau. Yang lebih menjengkelkan adalah ia juga berpura-pura mengikuti

sayembara. Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa menghadapi orang seperti

ini bagaikan menghadapi jin. Mereka tahu kita, sedangkan kita tidak. Seorang

penduduk berkata kepada hakim setempat.

"Mengapa tuan hakim tidak minta bantuan Abu Nawas saja?"

"Bukankah Abu Nawas sedang tidak ada di tempat?" kata hakim itu balik

bertanya.

"Kemana dia?" tanya orang itu.

"Ke Damakus." jawab hakim

"Untuk keperluan apa?" orang itu ingin tahu.

"Memenuhi undangan pangeran negeri itu." kata hakim.

"Kapan ia datang?" tanya orang itu lagi.

"Mungkin dua hari lagi." jawab hakim.

Kini harapan tertumpu sepenuhnya di atas pundak Abu Nawas.

Pencuri yang selama ini merasa aman sekarang menjadi resah dan tertekan. la

merencanakan meninggalkan kampung halaman dengan membawa serta uang

emas yang berhasil dicuri. Tetapi ia membatalkan niat karena dengan

menyingkir ke luar daerah berarti sama halnya dengan membuka topeng dirinya

sendiri. la lalu bertekad tetap tinggal apapun yang akan terjadi.

Abu Nawas telah kembali ke Baghdad karena tugasnya telah selesai. Abu Nawas

menerima tawaran mengikuti sayembara menemukan pencuri uang emas. Hati

pencuri uang emas itu tambah berdebar tak karuan mendengar Abu Nawas

menyiapkan siasat.




Keesokan harinya semua penduduk dusun diharuskan berkumpul di depan

gedung pengadilan. Abu Nawas hadir dengan membawa tongkat dalam jumlah

besar. Tongkat-tongkat itu mempunyai ukuran yang sama panjang. Tanpa

berkata-kata Abu Nawas membagi-bagikan tongkat-tongkat yang dibawanya

dari runnah.

Setelah masing-masing mendapat satu tongkat, Abu Nawas berpidato, "Tongkattongkat

itu telah aku mantrai. Besok pagi kalian harus menyerahkan kembali

tongkat yang telah aku bagikan. Jangan khawatir, tongkat yang dipegang oleh

pencuri selama ini menyembunyikan diri akan bertambah panjang satu jari

telunjuk. Sekarang pulanglah kalian."

Orang-orang yang merasa tidak mencuri tentu tidak mempunyai pikiran apaapa.

Tetapi sebaliknya, si pencuri uang emas itu merasa ketakutan. la tidak

bisa memejamkan mata walaupun malam semakin larut. la terus berpikir keras.

Kemudian ia memutuskan memotong tongkatnya sepanjang satu jari telunjuk

dengan begitu tongkatnya akan tetap kelihatan seperti ukuran semula.

Pagi hari orang mulai berkumpul di depan gedung pengadilan. Pencuri itu

merasa tenang karena ia yakin tongkatnya tidak akan bisa diketahui karena ia

telah memotongnya sepanjang satu jari telunjuk. Bukankah tongkat si pencuri

akan bertambah panjang satu jari telunjuk? la memuji kecerdikan diri sendiri

karena ia ternyata akan bisa mengelabui Abu Nawas.

Antrian panjang mulai terbentuk. Abu Nawas memeriksa tongkat-tongkat yang

dibagikan kemarin. Pada giliran si pencuri tiba Abu Nawas segera mengetahui

karena tongkat yang dibawanya bertambah pendek satu jari telunjuk. Abu

Nawas tahu pencuri itu pasti melakukan pemotongan pada tongkatnya karena ia

takut tongkatnya bertambah panjang.

Pencuri itu diadili dan dihukum sesuai dengan kesalahannya. Seratus keping

lebih uang emas kini berpindah ke tangan Abu Nawas. Tetapi Abu Nawas tetap

bijaksana, sebagian dari hadiah itu diserahkan kembali kepada keluarga si

pencuri, sebagian lagi untuk orang-orang miskin dan sisanya untuk keluarga Abu

Nawas sendiri.

0 komentar: