JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH SEKARANG TELAH BERADA BERKAH ALLAH TA'ALA BERSEMAYAM DALAM DADA, JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH DISINI KAMI BERMUNAJAH BERKAH NUR ROSULALLAH TERPANCAR DALAM WAJAH, JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH TERDIRI PARA REMAJA PEMUDA MENGHARAP RIDHO ALLAH TA'ALA ATAS DOSA-DOSA YANG ADA, YA ALLAH YANG MAHA AGUNG DISINI KAMI BERSIMPU SAMPAI USIAKU TAK MAMPU KARENA ALLAH TA'ALA YANG MAHA SATU

Abu Nawas Mendemo Tuan Kadi

Pada suatu sore, ketika Abu Nawas sedang mengajar murid-muridnya. Ada dua

orang tamu datang ke rumahnya. Yang seorang adalah wanita tua penjual

kahwa, sedang satunya lagi adalah seorang pemuda berkebangsaan Mesir.

Wanita tua itu berkata beberapa patah kata kemudian diteruskan dengan si

pemuda Mesir. Setelah mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menyuruh

murid-muridnya menutup kitab mereka.

"Sekarang pulanglah kalian. Ajak teman-teman kalian datang kepadaku pada

malam hari ini sambil membawa cangkul, penggali, kapak dan martil serta

batu."

Murid-murid Abu Nawas merasa heran, namun mereka begitu patuh kepada Abu

Nawas. Dan mereka merasa yakin gurunya selalu berada membuat kejutan dan

berddfa di pihak yang benar.

Pada malam harimya mereka datang ke rumah Abu Nawas dengan membawa

peralatan yang diminta oleh Abu Nawas.

Berkata Abu Nawas,"Hai kalian semua! Pergilah malam hari ini untuk merusak

Tuan Kadi yang baru jadi."

"Hah? Merusak rumah Tuan Kadi?" gumam semua muridnya keheranan.

"Apa? Kalian jangan ragu. Laksanakan saja perintah gurumu ini!" kata Abu

Nawas menghapus keraguan murid-muridnya. Barangsiapa yang mencegahmu,

jangan kau perdulikan, terus pecahkan saja rumah Tuan Kadi yang baru. Siapa

yang bertanya, katakan saja aku yang menyuruh merusak. Barangsiapa yang

hendak melempar kalian, maka pukullah mereka dan iemparilah dengan batu."

Habis berkata demikian, murid-murid Abu Nawas bergerak ke arah Tuan Kadi.

Laksana demonstran mereka berteriak-teriak menghancurkan rumah Tuan Kadi.

Orang-orang kampung merasa heran melihat kelakukan mereka. Lebih-lebih

ketikatanpa basa-basi lagi mereka iangsung merusak rumah Tua Kadi. Orang-orang

kampung itu berusaha mencegah perbuatan mereka, namun karena jumlah

murid-murid Abu Nawas terlalu banyak maka orang-orang kampung tak berani

mencegah.

Melihat banyak orang merusak rumahnya, Tuan Kadi segera keluar dan

bertanya,"Siapa yang menyuruh kalian merusak rumahku?"

Murid-murid itu menjawab,"Guru kami Tuan Abu Nawas yang menyuruh kami!"

Habis menjawab begitu mereka bukannya berhenti malah terus menghancurkan

rumah Tuan Kadi hingga rumah itu roboh dan rata dengan tanah.

Tuan Kadi hanya bisa marah-marah karena tidak orang yang berani membelanya

"Dasar Abu Nawas provokator, orang gila! Besok pagi aku akan melaporkannya

kepada Baginda."




Benar, esok harinya Tuan Kadi mengadukan kejadian semalam sehingga Abu

Nawas dipanggil menghadap Baginda.

Setelah Abu Nawas menghadap Baginda, ia ditanya. "Hai Abu Nawas apa

sebabnya kau merusak rumah Kadi itu"

Abu Nawas menjawab,"Wahai Tuanku, sebabnya ialah pada sliatu malam

hamba bermimpi, bahwasanya Tuan Kadi menyuruh hamba merusak rumahnya.

Sebab rumah itu tidak cocok baginya, ia menginginkan rumah yang lebih bagus

lagi.Ya, karena mimpi itu maka hamba merusak rumah Tuan Kadi."

Baginda berkata," Hai Abu Nawas, bolehkah hanya karena mimpi sebuah

perintah dilakukan? Hukum dari negeri mana yang kau pakai itu?"

Dengan tenang Abu Nawas menjawab,"Hamba juga memakai hukum Tuan Kadi

yang baru ini Tuanku."

Mendengar perkataan Abu Nawas seketika wajah Tuan Kadi menjadi pucat. la

terdiam seribu bahasa.

"Hai Kadi benarkah kau mempunyai hukum seperti itu?" tanya Baginda.

Tapi Tuan Kadi tiada menjawab, wajahnya nampak pucat, tubuhnya gemetaran

karena takut.

"Abu Nawas! Jangan membuatku pusing! Jelaskan kenapa ada peristiwa seperti

ini !" perintah Baginda.

"Baiklah ...... "Abu Nawas tetap tenang. "Baginda.... beberapa hari yang lalu

ada seorang pemuda Mesir datang ke negeri Baghdad ini untuk berdagang

sambil membawa harta yang banyak sekali. Pada suatu malam ia bermimpi

kawin dengan anak Tuan Kadi dengan mahar (mas kawin) sekian banyak. Ini

hanya mimpi Baginda. Tetapi Tuan Kadi yang mendengar kabar itu langsung

mendatangi si pemuda Mesir dan meminta mahar anaknya. Tentu saja pemuda

Mesir itu tak mau membayar mahar hanya karena mimpi. Nah, di sinilah

terlihat arogansi Tuan Kadi, ia ternyata merampas semua harta benda milik

pemuda Mesir sehingga pemuda itu menjadi seorang pengemis gelandangan dan

akhirnya ditolong oleh wanita tua penjual kahwa."

Baginda terkejut mendengar penuturan Abu Nawas, tapi masih belum percaya

seratus persen, maka ia memerintahkan Abu Nawas agar memanggil si pemuda

Mesir. Pemuda Mesir itu memang sengaja disuruh Abu Nawas menunggu di

depan istana, jadi mudah saja bagi Abu Nawas memanggil pemuda itu ke

hadapan Baginda.

Berkata Baginda Raja,"Hai anak Mesir ceritakanlah hal-ihwal dirimu sejak

engkau datang ke negeri ini."

Ternyata cerita pemuda Mesir itu sama dengan cerita Abu Nawas. Bahkan

pemuda itu juga membawa saksi yaitu Pak Tua pemilik tempat kost dia

menginap.

"Kurang ajar! Ternyata aku telah mengangkat seorang Kadi yang bejad

moralnya."

Baginda sangat murka. Kadi yang baru itu dipecat dan seluruh harta bendanya

dirampas dan diberikan kepada si pemuda Mesir.

Setelah perkara selesai, kembalilah si pemuda Mesir itu dengan Abu Nawas

pulang ke rumahnya. Pemuda Mesir itu hendak membalas kebaikan Abu Nawas.

Berkata Abu Nawas,"Janganlah engkau memberiku barang sesuatupun

kepadaku. Aku tidak akan menerimanya sedikitpun jua."

Pemuda Mesir itu betul-betul mengagumi Abu Nawas. Ketika ia kembali ke

negeri Mesir ia menceritakan tentang kehebatan Abu Nawas itu kepada

penduduk Mesir sehingga nama Abu Nawas menjadi sangat terkenal.

0 komentar: