JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH SEKARANG TELAH BERADA BERKAH ALLAH TA'ALA BERSEMAYAM DALAM DADA, JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH DISINI KAMI BERMUNAJAH BERKAH NUR ROSULALLAH TERPANCAR DALAM WAJAH, JAM'IYYAH NURUSSA'ADAH TERDIRI PARA REMAJA PEMUDA MENGHARAP RIDHO ALLAH TA'ALA ATAS DOSA-DOSA YANG ADA, YA ALLAH YANG MAHA AGUNG DISINI KAMI BERSIMPU SAMPAI USIAKU TAK MAMPU KARENA ALLAH TA'ALA YANG MAHA SATU

Mengoceh Raja

Sejak peristiwa penghancuran barang-barang di istana oleh Abu Nawas yang

dilegalisir oleh Baginda, sejak saat itu pula Baginda ingin menangkap Abu

Nawas untuk dijebloskan ke penjara.

Sudah menjadi hukum bagi siapa saja yang tidak sanggup melaksanakan titah

Baginda, maka tak disangsikan lagi ia akan mendapat hukuman. Baginda tahu

Abu Nawas amat takut kepada beruang. Suatu hari Baginda memerintahkan

prajuritnya menjemput Abu Nawas agar bergabung dengan rombongan Baginda

Raja Harun Al Rasyid berburu beruang. Abu Nawas merasa takut dan gemetar

tetapi ia tidak berani menolak perintah Baginda.

Dalam perjalanan menuju ke hutan, tiba-tiba cuaca yang cerah berubah

menjadi mendung. Baginda memanggil Abu Nawas. Dengan penuh rasa hormat

Abu Nawas mendekati Baginda.

"Tahukah mengapa engkau aku panggil?" tanya Baginda tanpa sedikit pun

senyum di wajahnya.

"Ampun Tuanku, hamba belum tahu." kata Abu Nawas.

"Kau pasti tahu bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Hutan masih jauh dari

sini. Kau kuberi kuda yang lamban. Sedangkan aku dan pengawal-pengawalku

akan menunggang kuda yang cepat. Nanti pada waktu santap siang kita

berkumpul di tempat peristirahatanku. Bila hujan turun kita harus

menghindarinya dengan cara kita masing-masing agar pakaian kita tetap kering.

Sekarang kita berpencar." Baginda menjelaskan.

Kemudian Baginda dan rombongan mulai bergerak. Abu Nawas kini tahu

Baginda akan menjebaknya. la harus mancari akal. Dan ketika Abu Nawas

sedang berpikir, tiba-tiba hujan turun.

Begitu hujan turun Baginda dan rombongan segera memacu kuda untuk

mencapai tempat perlindungan yang terdekat. Tetapi karena derasnya hujan,



Baginda dan para pengawalnya basah kuyup. Ketika santap siang tiba Baginda

segera menuju tempat peristirahatan. Belum sempat baju Baginda dan para

pengawalnya kering, Abu Nawas datang dengan menunggang kuda yang lamban.

Baginda dan para pengawal terperangah karena baju Abu Nawas tidak basah.

Padahal dengan kuda yang paling cepat pun tidak bisa mencapai tempat

berlindung yang paling dekat.

Pada hari kedua Abu Nawas diberi kuda yang cepat yang kemarin ditunggangi

Baginda Raja. Kini Baginda dan para pengawal-pengawalnya mengendarai kudakuda

yang lamban. Setelah Abu Nawas dan rombongan kerajaan berpencar,

hujan pun turun seperti kemarin. Malah hujan hari ini lebih deras daripada

kemarin. Baginda dan pengawalnya langsung basah kuyup karena kuda yang

ditunggangi tidak bisa berlari dengan kencang.

Ketika saat bersantap siang tiba, Abu Nawas tiba di tempat peristirahatan lebih

dahulu dari Baginda dan pengawalnya. Abu Nawas menunggu Baginda Raja.

Selang beberapa saat Baginda dan para pengawalnya tiba dengan pakaian yang

basah kuyup. Melihat Abu Nawas dengan pakaian yang tetap kering Baginda jadi

penasaran. Beliau tidak sanggup lagi menahan keingintahuan yang selama ini

disembunyikan.

"Terus terang begaimana caranya menghindari hujan, wahai Abu Nawas." tanya

Baginda.

"Mudah Tuanku yang mulia." kata Abu Nawas sambil tersenyum.

"Sedangkan aku dengan kuda yang cepat tidak sanggup mencapai tempat

berteduh terdekat, apalagi dengan kuda yang lamban ini." kata Baginda.

"Hamba sebenarnya tidak melarikan diri dari hujan.Tetapi begitu hujan turun

hamba secepat mungkin melepas pakaian hamba dan segera melipatnya, lalu

mendudukinya. Ini hamba lakukan sampai hujan berhenti." Diam-diam Baginda

Raja mengakui kecerdikan Abu Nawas.

0 komentar: